LKC.DOMPETDHUAFA.ORG – Terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020, jumlah total kasus positif virus corona di Indonesia telah melewati angka 500.000 kasus positif. Berdasarkan data covid-19.go.id, Selasa (24/11/2020), ada penambahan 4.192 kasus baru dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Dalam menanggulangi pencegahan virus Covid-19, Dompet Dhuafa menggulirkan berbagai program di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya melalui program APDC (Aksi Peduli Dampak Corona).
Sejalan dengan program tersebut, kali ini Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Stakeholder lain di Kota Semarang membentuk Satgas Covid di RW 12 Berbasis Pesantren, tepatnya di Pesantren Ar-Rohmah yang berada di RW 12 Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, (25/11).
Sifing Lestari selaku Senior Officer Edukasi dan Promosi Kesehatan Dompet Dhuafa menjelaskan lokasi Pesantren ini berada di Kelurahan yang menjadi zona merah dan merupakan jalur mobilitas penduduk, kemudian Dompet Dhuafa bersama Kemenkes melalui program APDC menginisiasi Kampung Cekal Corona berbasis Pemberdayaan Pesantren.
“Kelurahan Purwoyoso adalah salah satu Kelurahan di Kota Semarang yang berada di Jalur mobilitas penduduk kota Semarang, karena berada di antara pasar, kampus, pabrik dan tempat umum lainnya. Pesantren Ar-Rohmah ini juga lokasinya berbaur dengan masyarakat. Tapi dengan Protokol Covid ketat yang diberlakukan di Pesantren, hingga bulan Juni 2020 tidak ada kasus Covid di Pesantren ini,”ujar Lestari.
Kemudian Ia mengatakan adanya tim Satgas Covid-19 yang telah terbentuk ini sudah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Desa Purwoyoso dan masuk ke dalam struktur di RW 12 dan nantinya akan dibekali oleh sejumlah pelatihan dari Dompet Dhuafa dan Kemenkes.
“Dukungan Dompet Dhuafa dan Kemenkes tidak hanya memberikan pelatihan Tim Satgas Covid-19, namun juga akan membekali kegiatan Pesantrenpreuneur yang berupa pelatihan dan stimulan pembuatan sabun cuci tangan dan hand zanitizer, yang hasilnya akan dimanfaatkan di dalam lingkungan pesantren dan untuk masyarakat di sekitar pesantren. Pada tahap selanjutnya, untuk meningkatkan ketahanan pangan, santri-santri juga diberikan pelatihan dan stimulan pemanfaatan lahan tidak produktif untuk ternak lele dengan pemberian bibit sebanyak 5000 ekor,” kata Lestari.
Ia berharap kedua stimulan Pesantrenpreuneur ini dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Untuk memastikannya Dompet Dhuafa akan melakukan pendampingan secara intensif selama dua bulan, selanjutnya akan dilakukan monitoring secara berkala.